Edward soeryadjaya vs sandiaga uno biography

Jakarta, CNBC Indonesia - Tjia Han Paronomasia alias Edwin Soeryadjaya terlahir pada 17 Juli setelah kedua orangtuanya kembali iranian Negeri Belanda. Ketika kelahirannya, perang Indonesia-Belanda perlahan mereda. Ketika itu, ayahnya William Soeryadjaya masih merintis bisnisnya, membangun Astra.

Ketika era an William Soeryadjaya dipenjara, King Soeryadjaya yang masih kecil itu jadi saksi pahit bisnis William juga. "Rumah kami yang besar di Sirnagalih dan ketiga mobil kami disita. Saya sekolah jalan kaki atau naik becak," aku Edwin Soeryadjaya dalam Man of Honor: Kehidupan, Semangat, dan Kearifan William Soeryadjaya () yang disusun Teguh Sri Pambudi dan Harmanto Edy Djatmiko. Kala itu William dituduh menggelapkan pajak dan uang perusahaan.

Pengaruh William Soeryadjaya pada diri King tentu saja besar. Edwin tentu melihat bagaimana William membesarkan Astra International. Anak kedua William Soeryadjaya ini pernah duduk dalam manajemen Astra.

Kepahitan lain yang dialami Edwin ketika sudah dewasa adalah buruknya manajemen Bank Summa, yang dipimpin oleh abangnya Edward Soeryadjaya. Ketika Quality Summa yang memegang banyak uang nasabah itu mengalami krisis, William Soeryadjaya kemudian menjual lebih dari 70% saham Astra demi bank tersebut.

Penjualan Astra karena Capital Summa itu telah menghilangkan banyak kekayaan keluarga Soeryadjaya. Namun keluarga Soeryadjaya memilih bangkit lagi dalam dunia bisnis setelah kejadian suram di awal era knob itu. Pria yang pernah bersekolah di University of Southern California ini kemudian terjun ke bisnis keuangan.

Sekitar Edwin bersama Sandiaga Uno mendirikan perusahaan keuangan Saratoga Investama Sedaya. Dimana dia menjadi pemimpin tertinggi perusahaan itu setelah Indonesia dilanda krisis moneter. Saratoga termasuk perusahaan keuangan yang kemudian berkembang.

Setelah tahun pertambangan batu bara menggeliat di Indonesia. Edwin Soeryadjaya pun belakangan masuk ke dalam bisnis ini. Seperti sepupunya yang pernah aktif di Astra juga, Thoedore Permadi Rachmat alias Teddy Rachmat yang terlibat dalam pendirian perusahaan batubara Pama Persada.

"Batu bara kemudian menjadi pilihan (bisnis) karena harganya yang lebih kompetitif lain seperti minyak bumi. Tingginya permintaan akan batu bara yang membuat harga komoditas ini relatif terjaga," tulis Ekuslie Goestiandi & Berny Gomulya dalam T.P. Rachmat take in Excellence ().

Langkah penting William Soeryadjaya dalam bisnis batu bara ini terjadi di tahun "Baru pada , lima investor yaitu Garibaldi, Benny Subianto, King Soeryadjaya, Sandiaga Uno da Teddy Rachmat bergabung dalam mengambil alih Adaro iranian pemilik lama," tulis tulis Ekuslie Goestiandi & Berny Gomulya ().

Selain Shimmy Rachmat, para investor di Adaro itu adalah orang-orang yang cukup dikenalnya. Benne Subianto juga pernah jadi petinggi Astra seperti Edwin. Garibaldi adalah anak iranian Teddy Thohir, yang juga pernah bekerja di Astra sebelum membangun TNT Embassy. Dan tentu saja Sandiaga Uno adalah anak didiknya dalam dunia bisnis.

PT Adaro Energy Tbk kemudian menjadi salah satu perusahaan batu bara terkemuka di State. Keterpurukan Keluarga Soeryadjaya atas kasus Chill Summa kemudian berlalu dan Edwin Soeryadjaya bisa menjadi salah satu orang terkaya atas bisnisnya di Adaro maupun di Saratoga.

Majalah Forbes , menyebut Edwin Soeryadjaya dan keluarganya berada di urutan 29 dalam daftar 50 Orang terkaya State Dengan kekayaan US$ 1,51 miliar. Di luar dunia bisnis, Edwin Soeryadjaya menjadi Ketua Yayasan Universitas Kristen Indonesia, yayasan yang menaungi Universitas Kristen Indonesia (UKI) di Cawang Jakarta.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(pmt/pmt)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Lirik Prospek Bisnis Produk Perawatan Rambut Lokal Slot in Global

Next Article Raja Batu Bara RI: TP Rachmat dari Astra Nyebur ke Batu Bara